Tebing Lawe mempunyai ketinggian kurang lebih 230 meter dihitung dari dasar tebing. Tebing ini berada di gunung Lawe, desa Kendaga, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara. Kendaga dapat dicapai dengan minibus jurusan Banjarnegara-Karangkobar, dilanjutkan jalan kaki kurang lebih 1 kilometer ke dasar tebing.

Jalur pemanjatan di Tebing Lawe yang ada sampai saat ini (yang sampai puncak) praktis di buat oleh Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Jenderal Soedirman (UPL MPA UNSOED). Adapun jalur pemanjatannya cukup menantang. Diawali medan batuan halus, licin dan berlumut, dengan kemiringan sekitar 80°. Lalu masuk batuan andesit muda yang rapuh dan bertumpuk-tumpuk sampai pada ketinggian 60 meter dan di sana terdapat teras kecil. Selanjutnya bermedan overhang sampai ketinggian 75 meter, dimana di sana terdapat teras besar yang dinamakan Gajahan. Di atasnya, dinding tebing ditumbuhi rumput, sekilas seperti pijakan-pijakan kecil, Tetapi ternyata blank. Mendekati puncak, medan didominasi semak, banyak terdapat alap-alap.

Untuk memanjat tebing ini biasanya digunakan Himalayan Technic, yaitu pemanjat dibagi menjadi beberapa tim. Pertama tim atlet yang terdiri dari seorang leader atau pembuat jalur dan dua orang belayer (jika menggunakan sistem double belay). Tim kedua yaitu tim pendukung yang bertugas di dasar tebing, mengatur tali transport dan bersiap sebagai tim rescue jika terjadi sesuatu. Selanjutnya tim terakhir adalah tim pengamat yang berada di lokasi strategis yang dapat mengamati dasar tebing sampai ke puncak tebing.

Untuk mencapai puncak Tebing Lawe dari dasar tebing biasanya diperlukan waktu 6 hari dengan 4 malam Flying Camp di tempat yang berbeda. Flying Camp pertama biasanya di teras besar di ketinggian sekitar 75 meter yang dinamakan Gajahan, untuk selanjutnya di teras-teras yang relatif kecil.

sumber: http://iipsaja.blogspot.com/2009/02/tebing-lawe-banjarnegara.html